Food Street Korea yang Ramah di Dompet

Bagi penggemar makanan Korea seperti saya bisa menemukan restoran masakan Korea di pusat perbelanjaan dekat rumah pastinya akan sangat menyenangkan sekali, belum lagi jika mengingat posisi rumah yang cukup jauh dari keramaian Ibu Kota. Tinggal di wilayah Depok yang mepet ke daerah Bogor terkadang membuat saya malas untuk melangkahkan kaki ke tengah kemacetan Jakarta, namun jika muncul keinginan untuk menyantap sepiring Toppokki ya mau tidak mau saya harus mau (jalan ke Jakarta). Beruntung belum lama ini saya menemukan satu restoran masakan Korea yang berlokasi lumayan dekat dari rumah, hanya menghabiskan ongkos sekitar 13 ribu rupiah bila saya naik Go Jek ke sana. Senang? Pasti dong!

Nasi Gulung (김밥)
Restoran masakan Korea bernama Bunsik ini berlokasi di lantai 1 Cibinong City Mall, Jl. Raya Tegar Beriman, Pakan Sari, Cibinong, Bogor ini rasanya juga merupakan restoran asli masakan Korea pertama di Bogor. Ya, selama ini sih saya pribadi belum pernah tau restoran masakan Korea di Bogor selain si Bunsik ini. Mengusung tema Korean Street Food, menu-menu yang disajikan oleh Bunsik memang merupakan menu-menu yang bisa ditemukan dengan mudah di pinggir jalan Korea, seperti Fish Cake (어묵), Kue Beras khas Korea/ Ttoekbokki (떡볶이), Black Noodle (자짱면), Pancake Manis ala Korea/ Hotteoek (호떡), Mie Kuah (라면), Nasi Gulung (김밥).

Sejak tau ada restoran ini beberapa bulan lalu, saya sudah mampir kurang lebih sebanyak tiga kali. Rasa masakan mereka uang lumayan otentik Korea menurut lidah saya lah yang membuat saya selalu kembali lagi. Selain itu untuk ukuran restoran Korea, Bunsik membandrol harga masakannya cukup bersahabat dengan dompet. Saya sudah terbiasa memaklumi bahwa harga di restoran masakan Korea biasanya sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan restoran lainnya. Tapi di Bunsik dompet Anda bisa bernafas dengan bebas. Bayangkan saja seporsi Ttoekbokki berukuran sedang hanya akan menghabiskan 30 ribu rupiah dari kocek Anda, atau seporsi Hotteoek yang berisi dua buah kue pancake berukuran sedang seharga 20 ribu rupiah saja. Menyenangkan bukan!! Hehehe....

Untuk menu minuman, Bunsik memiliki menu minuman yang terbatas sekali, hanya teh hijau dan berbagai jenis minuman ringan. Semoga ke depannya restoran ini bisa menjual es serut khas Korea yah. Restoran yang sekarang belum membuka cabang di tempat lain ini juga sudah mengantongi label halal, sehingga bisa dinikmati oleh siapa saja. Jadi tunggu apalagi?







Fish Cake (어묵)

Pancake Manis ala Korea/ Hotteoek (호떡)

Nama Restoran: Bunsik Korean Street Food
Alamat: Cibinong City Mall, Lt. 1  Jalan Tegar Beriman No. 1, Pakansari,
Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16915, Indonesia
Jam Buka: Senin - Minggu, Pukul 10 Pagi - 9 Malam
Map:


Baca Juga:
Ngopi Santai ala Rangga dan Cinta



Belum lama ini saya berkesempatan untuk kembali menikmati suasana salah satu Kota favorit saya di Indonesia. Kangen? Tentunya! Sudah sekitar 2 tahun saya tidak bisa mengunjungi kota yang dikenal dengan julukan kota siswa ini. Yap, adalah Jogjakarta kota yang berada di bagian Selatan Pulau Jawa yang menjadi salah satu kota yang selalu menyisakan berbagai kenangan dan juga cerita tersendiri bagi saya. Kunjungan saya ke kota gudeg kali ini memang bukan kunjungan wisata murni, melainkan kunjungan jadi kuli foto namun apa pun itu saya selalu menyempatkan diri untuk mengupdate apa saja yang sedang hip di kota yang satu ini.

Sumber: panduanwisata
Anda tahu film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2 yang belum lama ini naik di layar lebar Tanah Air dan cukup menghebohkan jagat perfilman Indonesia? Film yang saya akui menjadi salah satu hal yang membuat kota Jogjakarta semakin terkenal belakangan ini. Kenapa? Karena kota ini dipilih menjadi lokasi syuting lanjutan cerita kisah cinta milik Rangga dan Cinta tersebut. Film ini sukses membuat beberapa objek wisata yang semula kurang dikenal menjadi populer. Salah satunya adalah kedai kopi bernama Sellie Coffee. Sebenarnya ada dua buah kedai kopi yang muncul dalam film tersebut, yaitu Klinik Kopi yang berada di Jl. Kaliurang dan Sellie Coffee yang berada di kawasan Prawirotaman. Namun kali ini saya akan menulis kedai kopi yang bagi saya merupakan satu kedai kopi yang sangat rendah hati.

Menempati bangunan berbentuk rumah tinggal, Sellie Coffee merupakan kedai kopi keluarga. Tebakan saya, sang kakak yang menjadi barista, adik perempuannya menjadi kasir sekaligus pramusaji, dan ibunda tercinta yang menjadi koki mereka. Jika dibandingkan dengan kedai-kedai kopi kekinian, kedai Sellie Coffee terbilang sangat berbeda dan sangat sederhana. Kedai yang mampu menampung sekitar 20 orang pelanggan ini memiliki interior anyaman bambu yang dihiasi oleh berbagai lukisan di dindingnya, dengan lukisan ombak di bagian lantainya. Kedai ini memang tidak ber-AC, hanya ada satu standing fan dan sebuah kipas angin gantung yang menjadi penyejuk ruangan. Tapi jangan khawatir, walaupun begitu, kedai kopi ini tetap dilengkapi dengan Wi Fi sehingga para pengunjung bisa tetap terhubung dengan pergaulannya di dunia maya.

Bagi saya kedai ini sangat nyaman jika dikunjungi bersama dengan teman dekat atau kekasih, ya seperti Mas Rangga yang memilih untuk mengakui semuanya kepada Mbak Cinta di kedai ini. Suasana yang santai dan hangat membuat saya betah berlama-lama di sana. Semua terasa serba sederhana tanpa ada perasaan bahwa Anda harus tampil sangat kekinian saat mengunjunginya. Saya rasa jika Anda datang hanya menggunakan busana paling kasual pun tidak akan ada yang peduli. Kedai ini dikatakan buka hingga pukul 11 malam, namun mungkin jika para pengunjung belum beranjak semua maka mereka juga belum menutup kedainya. Terbukti saya menghabiskan waktu hingga pukul 12 malam tanpa ada protes sama sekali dari pihak kedai. Lagi pula kondisi kedai pun masih penuh hingga lewat tengah malam.

Untuk menu kopi bisa dibilang Sellie Coffee termasuk kedai yang memiliki varian yang cukup beragam. Anda para penggermar single origin Tanah Air juga pasti akan senang di sini. Kedai sederhana ini menyajikan lebih dari 10 jenis biji kopi yang berbeda. Sebut saja, Gayo, Toraja, Menoreh, Pasundan, Wamena, Papua, Bali, dan masih banyak lagi. Tapi ingat jika Anda datang pada malam hari mendekati akhir minggu kemungkinan besar pilihan biji kopinya juga menjadi sangat terbatas. Masalah harga? Jangan khawatir, Sellie Coffee memiliki harga yang cukup nyaman di kantong, mulai dari 15 ribu rupiah per cangkir. Bukan penggemar kopi, jangan khawatir mereka juga memiliki menu non-coffee seperti wedang uwuh, jus buah, atau cokelat panas. Kala itu saya memesan secangkir cafe latte panas dengan bean dari Papua. Tampilan kopi milik Sellie Coffee memang biasa saja, tidak ada Latte Art indah, namun rasanya cukup indah dan menyenangkan di lidah.

Jika Anda lapar, tidak perlu khawatir karena Sellie Coffe juga menyajikan berbagai macam makanan mulai dari Roti Bakar, Singkong Goreng, atau jika ingin makan besar maka Anda bisa memesan menu Nasi Goreng. Masalah harga makanan pun tidak berbeda jauh dengan harga minuman. Dompet Anda dijamin tidak akan berteriak. Saya pribadi sangat senang datang ke kedai ini, jika ada kesempatan lain menghampiri yang membuat saya bisa mengunjungi Jogja lagi, saya pasti akan menyempatkan diri untuk datang ke Sellie Coffee.


Nama Kedai Kopi: Sellie Coffee
Alamat: Jalan Gerilya NG 3 / 822, Prawirotaman 2, Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Indonesia
Telefon: +62 274 384916
Jam Buka: Selasa - Minggu, Pukul 1 Sore - 12 Malam.

Map:


Baca Juga:
Finally, The Famous Tanamera Coffee
Ngidam Sate Ayam ala Negeri Matahari Terbit,
Tempat Ini Bisa Jadi yang Terbaik


Setelah beberapa waktu yang lalu saya sempat menulis mengenai mie asal Jepang dan restorannya, kali ini saya akan menulis makanan khas Jepang lainnya yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia.

Sebagai orang Indonesia, saya percaya bahwa sate adalah salah satu makanan yang terkenal di seluruh pelosok Nusantara. Sate sendiri adalah makanan yang terdiri dari potongan daging yang diberi bumbu, kemudian di bakar, lalu disajikan dengan berbagai macam jenis saus. Terkadang disajikan bersama dengan saus kacang, tetapi Anda juga bisa menemukan sate disajikan dengan saus kecap dan potongan cabai rawit. Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki jenis satenya sendiri. Ada yang terbuat dari daging ayam, sapi, kerbau, bebek, kambing, dan juga daging kelinci. Tetapi kali ini saya tidak akan membahas satu pun jenis sate nusantara, kali ini saya akan menceritakan tentang sate ala Jepang.

Sate ala negeri Sakura dikenal dengan nama Yakitori. Beberapa sumber mengatakan bahwa Yakitori pertama muncul di pertengahan abad ke-17. Sekarang ini kebanyakan Yakitori dibuat dari bahan daging ayam, tetapi versi aslinya Yakitori terbuat dari daging burung pegar, burung puyuh, atau burung dara. Di zaman tersebut selain karena mengonsumsi ayam dan daging sapi dilarang sesuai dengan ajaran Buddha, namun juga karena daging-daging tersebut merupakan komoditas mahal. Seiring waktu berlalu dan juga berbagai pengaruh budaya dari luar, akhirnya daging ayam dan sapi pun menjadi santapan regular di Jepang. Hingga sekarang Yakitori pun menjadi makanan yang sangat digemari di Jepang. Tidak hanya oleh anak-anak dan remaja, tetapi juga orang dewasa dan orang tua.

Makanan Jepang merupakan salah satu makanan mancanegara yang sangat terkenal di Indonesia, tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, sekarang kita bisa dengan mudah menenukan restoran Jepang di berbagai wilayah Tanah Air. Kebanyakan dari kita pasti mengenal Ramen, Udon, dan juga Beef Bowl (Nasi yang dihidangkan dengan topping irisan tipis daging sapi) dengan cukup baik, tetapi rasanya masih jarang yang mengenak Yakitori. Saya menganggap bahwa Yakitori adalah late bloomer Japanese food di Indonesia. Beberapa tahun lalu saat berbagai restoran masakan jepang seperti ramen menjamur dimana-mana, namun menemukan restoran yang menghidangkan Yakitori terbilang cukup sulit. Beruntung semuanya sudah berubah sekarang. Menemukan restoran Yakitori (di Jakarta) sangatlah mudah. Kali ini saya mencoba Yakitori milik Toridoll Yakitori Restaurant yang berlokasi di Kota Kasablanka Mall, Food Society Section di Jakarta Pusat

Toridoll Yakitori mendeklarasikan dirinya sebagai Japanese Style Family Dining Yakitori Pub, dimana setiap orang akan merasa nyaman dan bebas untuk makan dan berkumpul bersama. Mereka mengusung konsep satu restoran Yakitori yang segar dan modern untuk banyak orang. Saat Anda melihat gerai Toridoll Yakitori dari bagian depan, Anda akan disajikan dengan berbagai macam pilihan warna dasar yang dinamis dilengkapi dengan dekorasi yang sangat menarik mata, belum lagi mereka mengusung konsep dapur yang semi terbuka. Meningat saya adalah orang yang cukup “visual” maka melihat pemandangan tersebut cukup menyenangkan indera penglihatan saya. Begitu pun saat saya memasuki restoran tersebut, saya setuju bahwa Yakitori Doll adalah satu restoran yang modern dan nyaman untuk berkumpul.

Sesuai dengan nama mereka, Toridoll Yakitori, restoran ini menyajikan Yakitori sebagai hidangan utamanya. Mereka memiliki berbagai jenis Yakitori, mulai dari daging, ampela, hati, kulit, dan sayap ayam. Mereka juga memiliki menu Yakitori daging sapi yang diberi nama Gyudon Skewer, tidak ketinggalan Yakitori Ikan yang terbuat dari daging ikan salmon segar. Jika Anda penggemar berat sayuran, jangan khawatir, Toridoll Yakitori juga menyajikan sate sayuran dari zuchinni, jamur shitake, terong (nasu), kentang, dan tomat.

Saya makan di sana bersama seorang adik saya dan dua orang teman, kami lalu memesan dua porsi Osaka set-10 Kushi Moriawase, empat porsi nasi putih, dan empat gelas ocha. Setiap porsi dari Osalan set-10 terdiri dari 2 tusuk Negima (paha ayam & daun bawang), 2 tusuk Tsukune (daging ayam cincang), 2 tusuk Torimi (daging ayam), 2 tusuk Kimo (hati ayam), dan 2 Sunazari (ampela).

Setelah memesan saya harus menunggu sekitar 10 menit sebelum pesanan saya dihidangkan. Mereka menyakitan Yakitori dalam piring kotak berwarna biru safir dan memberika Shio (kecap asin) sebagai bumbu pendamping Yakitori. Jika itu berhubungan dengan bumbu untuk makanan, saya adalah #savoury team, tetapi jika Anda penggemar bumbu manis maka Anda bisa memilih Tare (kecap manis) untuk bumbu pendamping Yakitori Anda. Kalau boleh jujur, harga di Toridoll Yakitori memang sedikit mahal, tetapi semua terbayar impas dengan rasa Yakitori yang mereka hidangkan. Daginga yamnya terasa sangat empuk dan juicy, sate ampelanya juga tidak keras, sementara sate hati juga terasa gurih. Saya penasaran dengan Shio milik Toridoll Yakitori, karena nasi putih saya saja sudah terasa enak saat hanya dimakan dengan siraman Shio di atasnya. Untuk sate favorit, saya pilih Tsukune. It is one of the BEST!!!

Di dalam daftar menu ternyata tertulis bahwa restoran ini menyajikan Yakitori dengan pemanggang kecil yang menggunakan Bincho Zumi, arang tradisional khas Jepang yang terbuat dari kayu Ubame Gashi. Sayangnya mereka tidak menghidangkan pesanan saya dengan pemanggang kecil tersebut.

Walaupun merupakan restoran Yakitori, Toridoll Yakitori juga menghidangkan makanan Jepang lainnya seperti cawan mushi, agedashi tofu, yakisoba, donburi, dan juga tempura. Saat ini Toridoll Yakitori memiliki dua buah cabang di Jakarta, yaitu di Kota Kasablanka Mall dan Gandaria City.

Nama Restoran: Toridoll Yakitori
Alamat: Kota Kasablanka, Lantai Ground, Food Society
Jl. Casablanca Raya, Tebet, Jakarta Selatan
Telefon: 021 29475218, 021 29475219
Jam Buka: Mon – Sun 10 AM – 10 PM


Google MAP: 




Baca Juga:
Semangkuk Soba Panas & Gurih di Jantung Kota Jakarta
Donburi Ichiya, Nikmatnya Rice Bowl dari Negeri Matahari Terbit


Sekilas Wajah Kota Seoul di Kota Kembang Bandung


Siapa tidak mengenal Republik Korea, negara indah yang berada di Semenanjung Korea ini bagi saya merupakan salah satu negara yang sukses melakukan ekspansi budaya besar-besaran di berbagai negara di belahan dunia ini. Mulai dari musik, tari-tarian, kosmetik, gaya hidup, fashion style, dan juga kulinernya. Tidak dipungkiri saya juga termasuk salah satu orang yang terpana dengan budaya negeri ginseng ini, boleh dibilang sekarang saya juga merupakan seorang penggemar berat masakan Korea Selatan.

Saya masih ingat saat kunjungan pertama saya ke Korea di tahun 2013 silam, saya sama sekali tidak bisa menikmati apapun yang masuk ke dalam rongga leher saya, hanya menu ayam goreng dan daging panggang yang lancar meluncur masuk ke lambung saya selama berada di sana. Tapi lain dulu lain sekarang, kini saya bisa dengan santai melahap Kimchi yang bagi orang awam wanginya cukup menyengat tersebut. Sekarang saya juga bisa menikmati semangkuk mie dingin untuk menemani hari yang terik di kala summer (cieeee summer banget nih....). Alhasil juga sekarang kemanapun saya berkunjung saya selalu mencoba mencari rumah makan masakan Korea, termasuk saat saya berkunjung ke Kota Kembang.

Sebenarnya sudah beberapa kali saya melewati restoran Seorae yang berlokasi di Jalan Setiabudi, Bandung, namun baru akhir Juli kemarin saya berkesempatan mencicipinya. Restoran yang menempati gedung berlantai dua ini merupakan restoran barbecue khas Korea ini ternyata merupakan cabang restoran asli dari Korea. Restoran yang menawarkan berbagai macam jenis masakan Korea ini juga menjual berbagai jenis es serut khas Korea atau lebih dikenal dengan nama Bingsoo. Saat saya berkunjung di depan restoran terdapat zona foto drama Descendant of The Sun yang sedang booming. Anda bisa berfoto dengan si tampan Kapten Yoo Shi-jin yang tengah menalikan sepatu sang kekasih. Ya, bolehlah sesekali Anda merasa sebagai seseorang specialnya Joong Ki walau hanya di dalam foto.


Menu daging bakar di Seorae terbilang cukup lengkap, mereka menyediakan menu daging sapi impor dari Amerika, dan juga daging babi (tentunya). Saya datang bersama dengan kedua adik saya, namun sayangnya kami datang dalam kondisi setengah kenyang dan akhirnya kami hanya memesan seporsi Gyeran Jjim (계란 찜), Mie Dingin (막국수), Gimbap (김밥) dan semangkuk Bingsoo Buah (과일 빙소). Di restoran yang menyajikan makanan Korea, maka sebelum menu yang Anda pesan dihidangkan biasanya mereka akan menyajikan menu pendamping atau lebih dikenal dengan sebutan Banchan (반잔). Banchan ini jenisnya beragam dan biasanya setiap restoran memiliki berbagai jenis banchan yang berbeda-beda. Soerae bisa dibilang memiliki jenis banchan yang cukup variatif, walaupun didominasi oleh sayuran. Oh iya, banchan ini (biasanya) gratis dan Anda bisa meminta lagi pada pramusaji jika Anda mau.


Menu yang keluar paling pertama adalah Bingsoo Buah, untuk ukuran mangkuk saya senang dengan ukuran yang dimiliki oleh Seorae, tidak terlalu besar tetapi juga tidak kekecilan. Pas lah. Soerae boleh dibilang tidak main-main saat memberikan topping di atas Bingsoonya, potongan besar buah memenuhi Bingsoo pesanan adik saya. Untuk urusan rasa, Bingsoo pastinya selalu identik dengan rasa manis yang pekat, tapi rasa manis Bingsoo di sini cukup bersahabat di lidah saya yang notabene tidak terlalu menyukai menu manis. Es krimnya juga enak, belum lagi potongan buahnya yang sangat segar.


Setelah semangkuk es, menu seporsi Gimbap pun mendarat dengan selamat di meja kami. Penampilan Gimbap Seorae tidak berbeda dengan Gimbap-gimbap pada umumnya, bahkan menurut saya agak sedikit kurang penuh isian gulungannya. Sedikit melenceng dari harapan saya akan kemunculan Gimbap "gendut", namun untungnya untuk masalah rasa Soerae tidak perlu diragukan lagi. ENAK!


Menu yang keluar selanjutnya adalah Mie Dingin, ukuran mangkuk metalnya cukup jumbo loh, begitu juga dengan isinya. Porsi Mie Dingin mereka termasuk banyak dan cukup untuk kami nikmati bertiga. Walaupun temanya mie, tetapi bagi saya Mie Dingin ini lebih seperti salad, karena dominasi sayuran lebih besar di sini. Yang membedakannya dengan salah hanyalah es serut dan juga sambal bumbu yang melengkapinya.

Sementara pesanan saya Gyeran Jjim keluar paling terakhir dan paling memukau bagi saya...hahaha...baru kali ini saya melihat porsi Gyeran Jjim yang benar-benar mengembang dan besar. Sebagai penggemar telur saya bahagia sekali melihat penampilan Gyeran Jjim di restoran ini. Masalah rasa, wah tidak perlu ragu lagi, this might be best of the best Gyeran Jjim that I ever taste in Indonesia. Biasanya Gyeran Jjim yang saya pesan sebelumnya tidak dilengkapi dengan topping apapapa, tetapi di Seorae, Gyeran Jjimnya disajikan lengkap dengan cincangan wotel dan juga irisan daun bawang sehingga warnanya juga sudah sangat menggoda. Mengenai harga, Seorae termasuk memiliki harga yang bersaing.


Overall saya cukup puas dengan restoran Korean Barbecue yang satu ini dan saya pasti akan kembali ke tempat ini nantinya. Menyenangkannya, ternyata setelah mencari informasi yang simpang siur di dunia maya, restoran ini tidak hanya ada di Bandung, tetapi juga memiliki cabang di Pantai Indah Kapuk dan Yogyakarta. Rasany perlu juga sesekali saya mengunjunginya bersama dengan teman-teman kelas bahasa Korea saya.







Nama Restoran: Seorae Korean Grill
Alamat:
Jalan Dokter Setiabudhi No.49-51, Isola
Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40154, Indonesia 
Jam Buka: Senin - Minggu, pukul 11 pagi – 10 malam
Telfon: +62 22 82068283
Website: seoraeid.asiana.co.id

Map:





Baca Juga: 


Article on HELLO! Indonesia, Edisi Oktober 2015. Jonathan Frizzy 
Kebahagiaan Aktor Jonathan Frizzy
Dikaruniai Sepasang Anak Kembar
___________________________________________
Memulai karier aktingnya di sinetron berjudul Dewi Fortuna, nama Jonathan Frizzy baru mulai dikenal publik luas setelah berperan dalam sinetron Siapa Takut Jatuh Cinta. Kini sosok tampan yang cukup digandrungi oleh kaum hawa ini telah menjadi ayah dari sepasang anak kembar. Kepada HELLO! Indonesia ia pun bercerita tentang dunia ayah.

Aktor yang satu ini mengawali kariernya di jagat hiburan Tanah Air pada tahun 2000-an. Jonathan Frizzy, atau kerap dipanggil Ijonk ini datang lengkap bersama istri dan juga kedua anaknya ke lokasi pemotretan pagi itu. Dari kejauhan tampak keluarga kecil tersebut hangat bercengkerama dan bercanda. Si kecil Zac Jaden Frizzy Simanjuntak dan Zoe Joanna Frizzy Simanjuntak terlihat sangat menggemaskan. Zac, yang biasa dipanggil Abang oleh ayah dan ibunya kini sudah mulai lancar berjalan. Jonathan pun dengan sabar mengikuti ke mana pun kaki mungil itu melangkah, sementara Zoe, yang dipanggil Kakak tampak nyaman dalam dekapan hangat sang ibunda. “Mereka adalah hadiah terindah dari Tuhan bagi kami,” ujar Jonathan membuka percakapan pagi itu. 
HADIAH TERINDAH  
Lelaki kelahiran Pematang Siantar, 13 April 1982 ini menikah dengan Dhena Devanka tahun 2012 lalu. Perjuangan kedua pasangan ini mendapatkan buah hati juga tidak terbilang mudah. Sampai usia pernikahan hampir satu setengah tahun Dhena tak kunjung mengandung. “Kami akhirnya memutuskan untuk menjalani gaya hidup sehat,” jelasnya. “Semua makanan yang kami konsumsi adalah makanan yang sehat dan juga bersih, no more junk food. Kami menjalani gaya hidup sehat tersebut selama kurang lebih tiga bulan, lalu Puji Tuhan, Dhena pun hamil,” lanjutnya sambil tersenyum lebar. 
Rasa syukur tak terhingga atas jawaban yang diberikan Tuhan padanya tidak berhenti sampai di situ saja. Pasangan ini ternyata dikaruniai dua orang calon buah hati. “Ketika kami periksakan ke dokter ternyata janinnya bukan satu, melainkan dua. Wah! Calon anak saya kembar,” tukasnya bersemangat. Masih belum selesai rasa bahagia lelaki yang juga memiliki usaha di bidang fashion ini, menginjak usia lima bulan kehamilan sang istri, dokter memberitahukan bahwa calon anak kembar mereka adalah kembar beda kelamin. “Lengkaplah sudah kebahagiaan saya. Dikaruniai anak kembar, yang satu lelaki dan yang satu perempuan. Perjuangan kami menunggu kehadiran buah hati benar-benar dijawab dengan jawaban terindah oleh-Nya,” pungkas Jonathan.

MENJAGA KEHAMILAN DHENA
Kala mengetahui bahwa sang istri tengah berbadan dua, lelaki yang kini tengah sibuk menjadi co-investor promotor konser grup band Slank di sepuluh kota di Indonesia ini pun tidak tinggal diam. Demi menjaga kesehatan sang ibu dan calon bayinya, ia pun sibuk menggali semua informasi yang berhubungan dengan kehamilan. “Saya benar-benar fokus pada kehamilan Dhena kala itu. Semua perhatian benar-benar saya curahkan kepadanya. Saya mempelajari semua yang berhubungan dengan kehamilan dari berbagai macam sumber,” ceritanya sembari tersenyum simpul. “Mulai dari buku-buku tentang kehamilan, informasi-informasi lainnya yang saya bisa dapatkan dari sumber lain seperti melalui Internet,” tambahnya lagi.

Lelaki yang pernah bermain dalam film berjudul Diaspora Cinta di Taipei pada tahun 2014 silam ini juga mengatakan bahwa ia menjaga asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh sang istri. “Pokoknya saya benar-benar meladeni Dhena seratus persen. Saya memberikan yang terbaik untuknya. Mulai dari susu yang rutin dia konsumsi hingga makanan seperti ikan salmon. Semuanya yang terbaik,” tuturnya lebih lanjut.

“Kebetulan Dhena itu menggemari minuman teh instan kemasan. Nah, itu yang benar-benar saya larang dia konsumsi selama masa kehamilannya,” tegasnya. Penantian pasangan ini pun berbuah manis. Tepat pada tanggal 11 Agustus 2014 lalu, sang istri melahirkan kedua buah hati melalui proses persalinan bedah caesar. “Puji Tuhan, semuanya sehat-sehat saja,” lanjutnya tersenyum.
BERUBAH MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK 
Menjadi seorang ayah diakui Jonathan membawa banyak perubahan dalam hidupnya. Mulai dari perubahan sikap hingga perilakunya dalam pergaulan sehari - hari. “Perubahan yang paling jelas saya alami adalah bahwa saya menjadi pribadi yang lebih dewasa. Banyak teman saya juga setuju dengan perubahan yang satu itu. Menurut mereka, saya sekarang jauh lebih sabar,” tuturnya. Kebiasaan bersenang-senang dengan teman-teman pun sudah tidak dilakukan oleh lelaki yang juga menekuni usaha rental kendaraan roda empat ini. “Kalau dulu saya suka hura-hura, sekarang semuanya untuk anak-anak. Dulu pulang kerja biasanya saya berkumpul bersama teman-teman, kadang kami main billiard atau minum wine, sekarang sudah tidak pernah sama sekali. Pulang kerja tujuannya langsung ke rumah. Kangen sama anak-anak,” lanjutnya.

Banyak orang yang sering berkata bahwa kehidupan seseorang pasti akan berubah saat ia memiliki buah hati. Hal ini juga dirasakan oleh lelaki yang kini mulai kembali disibukkan dengan kegiatan syuting sinetron stripping di salah satu televisi swasta nasional. “Kalau sedang berada di lokasi syuting, saya sering kangen Zac dan Zoe, jadi kami sering berkomunikasi melalui aplikasi Facetime. Malah terkadang kalau syuting acara talkshow, sesekali mereka saya bawa ke sana. Namun kalau ke lokasi syuting sinetron sih tidak pernah. Kasihan mereka, waktu syuting sinetron itu sangat lama,” tukasnya lagi.

Kesibukan yang hadir saat pasangan muda memiliki seorang buah hati sudah tidak perlu diragukan lagi, hal ini juga dirasakan oleh Jonathan dan istri dengan kehadiran dua buah hati mereka sekaligus. Namun lelaki berdarah Batak ini tetap yakin bahwa semuanya pasti sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. “Kalau membahas repot, wah bukan repot lagi. Kalau dibilang kesulitan, ya saya pasti menemui beragam kesulitan. Tapi saya selalu berpikir positif bahwa Tuhan selalu melimpahi saya dan keluarga dengan berkahnya,” tuturnya lembut. “Justru yang paling menyita pikiran saya adalah tentang masa depan mereka. Saya mempersiapkan dengan sebaik-baiknya biaya pendidikan mereka di masa mendatang,” kata Jonathan menambahkan.

Memiliki anak kembar ternyata juga membuat dirinya merasakan mitos yang banyak beredar tentang kebiasaan khusus yang hanya dimiliki oleh anak kembar. “Ternyata semua cerita yang beredar di masyarakat itu benar adanya. Anak-anak saya juga mengalami hal-hal tersebut. Jika yang satu sedang sakit, tiba-tiba yang lain juga ikut jatuh sakit. Padahal biasanya jika yang satu jatuh sakit, kami terbiasa memisahkan mereka di kamar yang berbeda. Maksudnya supaya tidak tertular. Tapi biasanya walaupun dipisah, tetap saja kembarannya akan ikut jatuh sakit,” ceritanya lagi. 
“Sepertinya kontak batin itu benar-benar ada dan terjalin di antara anak sepasang anak kembar,” tutur Jonathan. Seperti orangtua kebanyakan, Jonathan Frizzy juga menyimpan harapan bagi kedua anaknya ini. “Saya selalu berdoa semoga mereka semakin baik rupa dari hari ke hari. Semakin pintar. Semakin disukai oleh orang-orang. Semoga mereka bisa mendapatkan segala yang terbaik,” ujarnya memanjatkan doa bagi kedua buah hati.

Satu kabar mengejutkan disampaikan oleh Jonathan di penghujung perbincangan. “Saat ini, istri saya Dhena juga tengah berbadan dua. Ia mengandung anak ketiga kami. Hal ini memang tidak kami rencanakan . Tetapi kami mensyukurinya bahwa ini adalah rezeki dari Tuhan. Semoga ibu dan juga calon bayi sehat selalu dan saya juga diberikan kemampuan untuk terus menjaga keluarga kecil saya ini,” kata Jonathan mengakhiri perbincangan.
TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: SAEFFIE ADJIE BADAS
PENGARAH GAYA: BUNGBUNG MANGARAJA
ASISTEN FOTOGRAFER: NANAY
BUSANA: T.M LEWIN
LOKASI: HOTEL BOROBUDUR JAKARTA


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, October 2015 Edition
Rubrik: Heart to Heart
BACA JUGA:
Armor Kopi, Kombinasi Lengkap Antara Alam dan Secangkir Kopi

Barisan pohon pinus berjajar rapi dan rintik hujan menyambut kedatangan saya ke Hutan Taman Rakyat yang berada di kawasan Dago Atas kali itu. Sempat terkurung hujan beberapa saat, yang akhirnya membuat area indoor kedai kopi penuh dengan orang yang semula duduk di open air area, namun tetap tidak mengurangi kenikmatan saya menghabiskan waktu ngopi di sini. Ya, setelah dibuat iri melihat foto-foto beberapa orang teman menikmati secangkir kopi hitam dengan dikelilingi pemandangan hutan pinus, akhirnya saya kesampaian juga ikut "eksis" di kedai kopi yang satu ini.


Awalnya saya mengira bahwa kedai kopi yang bernama Armor Kopi ini benar-benar berada di tengah-tengah hutan, di mana kita perlu sedikit berjuang untuk mendatanginya. Ternyata perjuangan itu hanya sampai di sebelah kiri setelah pintu masuk Taman Hutan Rakyat. Merasa tertipu, hmm...tidak juga karena memang dari kejauhan memang Armor Kopi seperti bersembunyi di tengah hutan dengan pepohonan Pinus yang menjulang tinggi di sekitarnya. Jika Anda merupakan penggemar Trilogi Twilight, pasti tidak asing lagi dengan pemandangan di sekitar Armor Kopi. Tapi jangan mengkhayal kalau tiba-tiba si ganteng Edward Cullen akan datang dan mengajak Anda berlarian di antara pepohonan tersebut ya..hahaha....

Berbeda dengan kedai kopi yang menyajikan banyak jenis kopi dan turunannya, Armor Kopi sebenarnya hanya menyajikan tiga pilihan kopi, yaitu Robusta, Arabica, dan Liberica dengan berbagai jenis cara menyeduh manual yang bisa Anda pilih mulai dari French Press, Viet Nam Drip, V60, Tubruk. Bagi pencinta kopi nusantara, tempat ini boleh dibilang salah satu surganya, mereka menyediakan berbagai macam single origin asli Indonesia mulai dari Aceh, Papua, Toraja, Pasundan, dan lain-lain. Jika Anda kurang menyukai kopi hitam, pesan saja kopi dengan Viet Nam Drip, maka Anda akan mendapatkan segelas kopi susu panas untuk menemani waktu ngopi Anda. Bukan pecinta kopi, jangan khawatir, kedai ini juga menyediakna beberapa pilihan teh seperti Black Tea, Honey Milk Tea, Oolong, Green Tea, dan juga Silver Needle Tea. Cukup bervariasi kan.

Jujur, saya tidak akan menyarankan Anda datang ke kedai ini dengan perut kosong, karena untuk menu makanan Armor Kopi tidak menyajikan makanan berat, mereka hanya memiliki beberapa menu makanan penganjal perut saja. Yang paling tenar, apalagi kalau bukan Rujak Cirengnya. Pedasnya sambal rujak dan empuknya Cireng pasti membuat Anda ketagihan.

Walaupun terbilang selalu ramai dengan pengunjung, namun pengalaman ngopi di Armor Kopi cukup menyenangkan bagi saya. Tempat ini bisa Anda jadikan tempat menyendiri jika Anda sedang ingin menyendiri, tetapi juga bisa dijadikan tempat berkumpul jika Anda ingin datang bersama dengan keluarg atau pun teman dekat. Suasana kekeluargaan yang dihadirkan oleh para crew Armor Kopi dan barista kecup manja juga menambah kehangatan tersendiri di sini. Untuk saya Armor Kopi memiliki komposisi yang lengkap antara alam dan secangkir kopi dan tempat dipastikan saya pasti akan mengunjungi tempat ini lagi di kemudian hari.

#baristakecupmanja

Nama Kedai: Armor Kopi
Alamat: Jalan Pakar Barat No.99, Taman Hutan Raya
Ir. H. Djuanda, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40135, Indonesia
Telefon: +62 882-1868-3504